Adsafelink | Shorten your link and earn money

Sunday, July 19, 2020

KEKUASAAN DALAM PANDANGAN ISLAM



Konon Fira’un adalah seorang Raja yang baik dan saat berkuasa ia bahkan memimpin dua bangsa yaitu Yahudi dan Mesir (Bangsa Qibti), Fira’un sangat bekuasa, namun memilikki isteri yang beriman yang bernama Siti Asiyah.

Musa adalah seorang Nabi Bani Israel yang lahir dimasa kepemimpinan Fira’un, yakni mereka yang merupakan keturunan Ya'qub atau Yakub (juga disebut "Israel". Disebutkan bahwa Ya'qub awalnya tinggal di Palestina (tanah Kanaan). Putra kesebelas Ya'qub, Yusuf, yang telah menjadi orang kepercayaan raja kemudian mengundang Ya'qub dan keluarganya yang ada di Palestina untuk tinggal di Mesir lantaran paceklik hebat. Mereka kemudian beranak-pinak di sana.

Alkitab menyebutkan bahwa ayah Musa bernama Amram (Imran dalam sumber Islam), salah seorang keturunan Lewi, putra ketiga Yakub. Ibu Musa adalah Yokhebed, keturunan Lewi yang juga merupakan saudari dari ayah Amram. Nabi Musa betiga beradik yaitu Miryam, Nabi Harun dan Nabi Musa. 
https://ir3.xyz/5f147b3b0f949
https://ir3.xyz/5f1477bcf3816Alkitab menyebutkan bahwa setelah Yusuf dan orang-orang seangkatannya meninggal, naiklah penguasa Mesir yang tidak mengenalnya. Raja ini khawatir lantaran jumlah Bani Israel dirasa lebih banyak dari kaumnya dan ditakutkan mereka akan berkhianat lalu bergabung dengan musuh jika terjadi perang, sehingga ia memerintahkan agar mereka dipaksa melakukan pekerjaan keras. Dia juga memerintahkan para bidan yang membantu persalinan para perempuan Bani Israel, namanya Sifra dan Pua, untuk membunuh tiap bayi laki-laki yang lahir. Namun mereka tidak melakukannya karena takut akan Allah. Saat ditanya alasannya, mereka berdalih bahwa para perempuan Bani Israel kuat sehingga dapat melahirkan sendiri sebelum para bidan tiba.

Al-Qur'an tidak menyebutkan motif Fir'aun menindas Bani Israel. Para ulama memberikan keterangan bahwa Fir'aun melakukan hal tersebut lantaran yakin bahwa akan ada Bani Israel yang akan menghancurkan kekuasaannya. Sebagian menyebutkan bahwa keyakinan itu didapat lantaran Fir'aun bermimpi melihat api dari Baitul Maqdis (Palestina) datang dan menghancurkan rumah-rumah bangsa Qibti, tapi tidak dengan rumah Bani Israel. Sebagian berpendapat bahwa hal ini berkaitan dengan penguasa Mesir terdahulu yang terkena tulah lantaran hendak menodai Sarah, istri Ibrahim (Abraham). Dari peristiwa tersebut kemudian diyakini bahwa akan ada keturunan Sarah yang akan menghancurkan kekuasaan Fir'aun. Sebagian ulama menyebutkan bahwa bangsa Qibti mengeluh pada Fir'aun lantaran jumlah Bani Israel menjadi terlalu sedikit untuk mengerjakan pekerjaan keras karena kebijakan pembunuhan bayi laki-laki tersebut, sehingga dikhawatirkan bangsa Qibti yang nantinya akan mengurus berbagai pekerjaan kasar itu. Fir'aun kemudian mengadakan kebijakan berselang-seling, satu tahun tidak dilangsungkan pembunuhan bayi dan tahun berikutnya dilakukan pembunuhan bayi. Harun lahir pada saat kebijakan pembunuhan bayi tidak dijalankan.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa pembunuhan bayi laki-laki tersebut dilakukan setelah Musa dan Harun diutus menyeru Fir'aun. Sebagian menyebutkan bahwa hal itu dilakukan sejak sebelum Musa lahir dan tetap dilaksanakan setelah Musa diutus pada Fir'aun.

Nabi Musa dan Nabi Harun berseru kepada Fira’un agar beriman dan menyembah Allah SWT., namun Fira’un justru mengaku dirinya Tuhan dan menganggap Nabi Musa hendak menghancurkan kekuasaanya.

Al-Qur'an menyebutkan bahwa rombongan Bani Israel keluar pada malam hari. Fir'aun kemudian mengirim utusan ke kota-kota guna menghimpun pasukan untuk mengejar Bani Israel dan mereka berhasil menyusul saat matahari terbit. Maka saat kedua kelompok tersebut dapat saling melihat, sebagian Bani Israel ketakutan, "Kita benar-benar akan tersusul." Allah mewahyukan agar Musa memukulkan tongkatnya ke laut dan laut terbelah. Setiap bagian laut tersebut seperti gunung dan Bani Israel melewati jalan kering di antara laut yang terbelah tersebut. Fir'aun dan pasukannya mengejar Bani Israel, tetapi sebelum sampai di tepi, laut tersebut menutup kembali sehingga Fir'aun dan pasukannya tenggelam. Di saat-saat terakhir, Fir'aun berkata, "Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan Yang dipercayai Bani Israel dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri." Meski demikian, Allah tidak menerima pertobatan Fir'aun. Meski demikian, jasad Fir'aun terjaga untuk menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya.

Para ulama memberikan beberapa keterangan tambahan yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Saat laut terbelah, Fir'aun justru menyombongkan diri dan menyatakan bahwa laut itu terbelah demi dirinya agar bisa mengejar Bani Israel. Sebenarnya pasukan Fir'aun dan kuda-kuda mereka ragu untuk maju, tetapi Jibril kemudian muncul dalam wujud seorang pemuda yang menunggang kuda betina sehingga kuda-kuda jantan Fir'aun dan pasukannya mengejarnya. Saat Fir'aun bertobat, Jibril mengambil pasir lautan dengan sayapnya, kemudian memukulkan pada wajah Fir'aun dan menguburnya.
https://ir3.xyz/5f147a3eb5024
Dalam Alkitab disebutkan bahwa pada malam Paskah (tanggal 15 Abib atau 15 Nisan) setelah Allah menurunkan tulah kematian anak sulung pada bangsa Mesir, Bani Israel berangkat keluar dari Mesir sambil membawa adonan roti sebelum sempat diragi, karena mereka diusir dari Mesir dan tidak dapat berlama-lama dan tidak sempat menyediakan bekal. Musa memimpin bangsa Israel (jumlahnya kira-kira 600.000 orang laki-laki, tidak termasuk anak-anak), beserta banyak ternak, bertolak dari Raamses. Musa juga membawa tulang-tulang Yusuf, sesuai wasiat Yusuf. Allah menuntun dalam wujud tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari yang berjalan di depan Bani Israel untuk memandu jalan mereka.

Allah memerintahkan Musa mengambil jalan memutar dan berkemah di tepi laut agar Fir'aun menyangka rombongan Bani Israel tersesat. Saat terlihat Fir'aun dan pasukannya menyusul, Bani Israel menjadi sangat ketakutan dan menyalahkan Musa. Namun Allah memerintahkan malaikat yang berjalan di depan Bani Israel untuk berpindah ke belakang mereka sehingga menimbulkan kegelapan di antara tentara Mesir dan orang Israel sepanjang malam dan pasukan Fir'aun tidak dapat mendekati Bani Israel malam itu. Kemudian Musa diperintahkan untuk mengulurkan tangannya ke atas laut dan angin dari timur bertiup semalaman sehingga membelah air laut dan menciptakan jalan kering di tengahnya. Bani Israel menyeberang laut lewat jalur kering tersebut, sementara air laut membentuk tembok di kiri dan di kanan mereka. Pasukan Fir'aun menyusul dan saat sampai di tengah laut, roda kereta kuda mereka menjadi miring sehingga sulit untuk maju. Musa kemudian mengulurkan kembali tangannya ke laut dan laut tersebut kembali menyatu, menenggelamkan Fir'aun dan pasukannya, dan mayat-mayat mereka terdampar di pantai. Setelahnya, rombongan Bani Israel menyanyikan lagu syukur kepada Allah dipimpin oleh Musa dan Miryam.

Dan setelah itu masih di Zaman bangsa Yahudi merindukan seorang pemimpin yang tegas dan kuat, Nabi Samuel memilih seorang Raja berdasarkan petunjuk Allah SWT., yang memerintahkan kepada Nabi Samuel untuk memilih dan menentukan seorang Raja di zamannya berdasarkan tinggi tongkatnya, akhirnya terpilih seroang petani miskin yang bernama Tholut untuk menjadi Raja, dan Raja Tholut merupakan Raja yang memilikki perawakan badan yang besar dan tinggi dan beliau sangat berkuasa serta memilikki kekuatan yang luar biasa.

Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah di dalam al-Qur'an:

Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (Q. Surat Al Baqarah(2): 247).

Nabi Samuel As menjelaskan bahwa walaupun Tholut hanyalah seorang petani biasa tetapi ia pandai strtegi perang, tubuhnya kekar dan kuat dan pandai ilmu tatanegara. Akhirnya mereka mau menerima Tholut sebagi Raja mereka.

Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah di dalam al-Qur'an :

Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman. (Q. Surat Al Baqarah(2): 248).

Tholut mengajak orang-orang yang tak punya ikatan keluarga dan perdagangan ke medan perang. Dengan memilih orang-orang terbaiknya itu ia berharap agar mereka mau memusatkan diri pada pertempuran dan tak menghiraukan urusan rumah tangga dan perdagangan.

Salah seorang anak muda yang ikut ke barisan Thalut adalah seorang remaja yang bernama Daud. Ia diperintahkan oleh ayahnya untuk menyerai kedua kakaknya yang maju di medan perang. Nabi Daud tidak diperkenankan maju digaris depan, ia hanya melayani kedua kakaknya. Tempatnya digaris belakang, kalau kakaknya haus dan lapar dialah yang melayani dan menyiapkanya. 

https://ir3.xyz/5f147da120ef5

Sebagaimana difirmankan oleh Allah di dalam al-Qur'an :

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q. Surat Al Baqarah(2): 249).

Tentara Thalut tidak seberapa banyak . Jauh lebih banyak tentara Jalut si penindas. Jalut sendri adalah seorang panglima perang yang bertubuh besar seperti raksasa. Setiap orang yang berhadapan dengannya selalu binasa. Tentara Thalut bergemetar pada saat melihat keperkasaan musah-musuhnya itu.

Allah berfirman:

Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun (Tholut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (Q. Surat Al Baqarah(2): 250).

Maka dengan kekuatan doa itu mereka menyerbu tentara Jalut. Mereka betempur dengan gagah berani, tentara Jalut tak menyangka lawan yang berjumlah sedikit itu mempunyai keberanian bagaikan singa terluka. Akhir Jalut dapat diporak porandakannya dan belari bercerai berai. Tinggal Jalut dan beberapa pengawalnya yang tersisa. Tholut dan pengawalnya tidak berani berhadapan dengan raksasa itu. Pada saat itu Tholut mengumkan bahwa siapa yang bisa mengalahkan Jalut maka ia diambil sebagai menantu.

Tak disangka dan tak diduga Daud yang masih remaja tampil ke depan. Minta izin kepada Tholut untuk mengdapi Jalut. Mula-mula Thalut ragu, mampukah Daud yang masih muda itu bisa mengalahkan Jalut, namun setelah desak oleh Daud pada akhirnya ia mengizinkan Daud maju ke medan perang. Dari kejauhan Thalut melihat sepak terjang Daud. Dengan sombongnya Jalut berteriak menentang orang-orang Israil untuk perang tanding. Ia juga mengejek bangsa Israil yang pengecut, dan hinaan-hinaan lainnya yang menyakitkan hati.

Tiba-tiba Daud muncul dihadapan Jalut. Jalut tertawa terbahak-bahak melihat anak muda yang menentang duel. Daud tidak membawa senjata tajam, daud hanya membawa katapel. Berkali-kali Jalut melayangkan pedangnya untuk membunuh Daud tetapi Daud dapat menghindar dengan gesit. Pada suatu kesempatan Daud berhasil melayangkan peluru batu ketapelnya tepat di antara kedua mata Jalut. Jalut berteriak keras, roboh dengan dahi yang pecah dan mati.

Dengan demikian menanglah pasukan Tholut melawan pasukan Jalut. Nabi Daud diangkat menjadi menantu Raja Tholut. Dijodohkan dengan anak Raja Tholut yang bernama Mikyal. Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah di dalam al-Qur'an :

https://ir3.xyz/5f14e1a893c47

Mereka (tentara Tholut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Tholut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (Q. Surat Al Baqarah(2):251).

Disamping menjadi menantu Raja, Nabi Daud juga diangkat sebagai penasihatnya. Ia dihormati semua orang. Rakyatnya seolah lebih menghormati Daud daripada Tholut. Tholut kalah pamor bibanding Nabi Daud, hal ini membuat Tholut iri hati dan ia berusaha ingin mencelakakan dan membunuh Nabi Daud ke medan perang yang sulit. Nabi Daud ditugaskan untuk melawan musuh yang jauh lebih kuat dan besar jumlahnya. Justru Daud memenangkan pertempuran tersebut dan kembali ke istana disambut dengan meluapkan kegembiraan rakyatnya.

Thalut semakin iri dan sakit hati atas kepopuleran Daud di mata rakyatnya. Ia terus mencoba berbagai cara untuk membunuh dan menyingkirkan Daud namu selalu menemui kegagalan, karena Nabi Daud dilindungi oleh Allah.

Akhirnya terjadilah perang terbuka. Tholut tewas dalam peperangan tersebut. Setelah Tholut tewas dan putra mahkotanya juga tewas bertempur melawan orang-orang yang berpihak kepada Nabi Daud maka Nabi Daud diangkat menjadi Raja Bani Israil.

PEMIKIRAN


1. Dalam cerita tersebut diatas timbul opsi dalam pemikiran kita : manakah yang lebih baik pemimpin yang lemah tapi kaya dari pada pemimpin yang kuat tapi tidak miskin ?

Berdasarkan Surat Al-Quran tersebut diatas, maka yang lebih patut adalah pemimpin yang kuat tapi tidak miskin karena kekuatan dalam kepemimpinannya dapat digunakan dalam memerintah yang baik sedangkan kemiskinannya adalah untuk dia sendiri. Begitu juga terhadap pemimpin yang lemah tetapi kaya, karena kekayaan adalah untuk dirinya sendiri sedangkan kelemahannya akan menghancurkan sebuah Negara/kerajaan yang ia pimpin.

Dan akan lebih naas lagi apabila pempimpin yang miskin atau kaya tetapi tidak alim/kafir, tidak tegas dan tidak kuat pula, maka tunggulah hancurnya masyarakat yang mereka pimpin.

2. Bahwa memang dari zaman dahulu kala bahwa Kekuasaan , pangkat, jabatan bisa membuat orang menjadi jahat, kejam dan membuat orang menjadi gelap mata, kalap, bahkan akan berusaha mempertahankan kekuasaanya dengan cara apapun juga.

Saya rasa untuk jabatan ketua RW atau Ketua RT pertama seseorang terpilih maka ia akan terlihat biasa saja, namun setelahmasa jabatan hampir selesai jabatan itu, mereka mulai gelisah bahkan akan terpengaruh untuk mencalonkan lagi dan lama-kelamaan iapunakan tetap hendak mempertahankan kekuasaan RW atau RT itu dengan jalan apa saja.
 
https://ir3.xyz/5f14e403d4dbe
Apalah lagi jabatan lain yang lebih tinggi dari itu, sejarah membuktikan dan di kisahkan dalam Al-Qur’an oleh Allah SWT., sehingga haruslah hati-hati juga kepada diamnya orang baik kemudian orang baik ikut beramai-ramai mencalonkan agar dapat duduk di kekuasaan tertentu, maka jaganlah lupa karena caerita Fira’un pada mulanya adalah Raja yang baik dan hanya karena gara-gara mendapat mimpi dan dari ramalan tukang sihir dan dukun Fira’un yang mengatakan akan ada lahir anak dari Bani Israel yang kelak akan menhancurkan kekuasaannya, maka sejak itu Raja Fira’un berubah menjadi jahat turun –temurun dan mengaju Tuhan, sehingga iapun berusaha mempertahankan kekuasaan itu dengan cara apa saja.

3. Begitu juga dengan Raja Tholut di Zaman Nabi Daud dari orang miskin diangkat jadi Raja kemudian menjadi orang yang sangat benci dan dendam dengan Nabi Daud yang hanya kalah popularitas dengan Nabi Daud yang tidak lain adalah menantunya sendiri, telah merubah diri Raja Tholut memilikki sifat hewan dan iblis yang hendak membunuh Nabi Daud, sehingga membuat dirinya lupa daratan dan kalap serta gelap mata hingga mati dalam keadaan yang menyedihkan.

4. Ketika Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi Khalifah pada dinasti Bani Umayyah, hari Jum’at tanggal 10 Shafar tahun 99 Hijriyah, menggantikan khalifah sebelumnya, Sulaiman bin Abdul Malik, Sang Khalifah menangis terisak-isak. Ia memasukkan kepalanya ke dalam dua lututnya dan menangis sesunggukan.

Di dalam tangisnya, Umar mengucapkan kalimat, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji’uun”, sambil berujar, “Demi Allah, sungguh aku tidak meminta urusan ini sedikitpun, baik dengan sembunyi-sembunyi maupun dengan terang-terangan.”

Melihat kondisi sang Khalifah seperti itu, beberapa penyair datang dengan maksud ingin menghiburnya, tetapi Khalifah Umar menolak dengan baik. Sikap Khalifah Umar itu turut mendapat perhatian anaknya yang resah melihat ayahnya menangis hampir sepanjang hari. Walaupun dia berusaha mencari penyebabnya, namun anak Umar gagal mendapat jawabannya. Hal yang sama dilakukan oleh istrinya Fatimah. Fatimah berkata kepada suaminya, “Wahai suamiku, mengapa engkau menangis seperti itu ?” Umar pun menjawab, “Sesungguhnya aku telah diangkat menjadi khalifah untuk memimpin urusan umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

Sang Khalifah berkata kepada istri dan anaknya, “Aku termenung dan terpaku memikirkan nasib para fakir miskin yang sedang kelaparan dan tidak mendapat perhatian dari pemimpinnya. Aku juga memikirkan orang-orang sakit yang tidak mendapati obat yang memadai. Hal yang sama terpikir olehku tentang orang-orang yang tidak mampu membeli pakaian, orang-orang yang selama ini dizalimi dan tidak ada yang membela, mereka yang mempunyai keluarga yang ramai dan hanya memiliki sedikit harta, orang-orang tua yang tidak berdaya, orang-orang yang menderita dipelosok negeri ini, dan lain sebagainya.”

Sang Khalifah melanjutkan kesedihannya, “Aku sadar dan memahami sepenuh hati, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan meminta pertanggungjawaban dariku, sebab hal ini adalah amanah yang terpikul di pundakku. Namun aku bimbang dan ragu, apakah aku mampu dan sanggup memberikan bukti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala , bahwa aku telah melaksanakan amanah itu dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan Tuhanku. Atas dasar itulah, wahai istri dan anakku, sehingga aku menangis.”

Khalifah Umar kemudian membaca Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalam surat Yunus (10) ayat 15 :

إ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ


Artinya : “Sesungguhnya aku benar-benar takut akan adzab hari yang besar (kiamat) jika mendurhakai Tuhanku.”
Gluconormix [ID] - suplemen membantu mengatur 
kadar gula darah, 100% alami dan aman.

Persoalannya sekarang adalah seberapa banyakkah pemimpin kita pada masa ini yang mempunyai semangat, roh dan motivasi seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz?

Sebab, fakta menunjukkan, justru banyak di antara pemimpin kita yang hanya bijak menjadikan Khalifah Umar sebagai alat, simbol dan slogan politik, tetapi dari cara berfikir, kebijakan yang ditekankan, dan tindakan yang dilakukan, justru sangat jauh dengan apa yang dilakukan oleh sang khalifah. Sang Khalifah mengucapkan,“Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji’uun,” ketika terpilih dan diangkat jadi khalifah. Pemimpin hari ini, justru bersyukur dan pesta pora besar-besaran ketika terpilih dan diangkat menjadi pemimpin. Seolah tak ada beban berat dan tanggungjawab di atas pundaknya.

Semangat menjadi pemimpin serta gairah merebut jabatan dan kedudukan, tidak sebanding dan sejalan dengan apa yang dia lakukan, setelah terpilih jadi pemimpin. Dia bahkan lupa, bahwa sesungguhnya jabatan dan kedudukan yang diraih oleh seseorang hamba, selain harus dipertanggungjawabkan di dunia ini di hadapan makhluq, juga harus dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, di hadapan Sang Khaliq Azza wa Jalla. Tetapi begitulah dunia, kegairahan untuk berkuasa dan meraih kekusaan, menyebabkan seseorang lupa daratan, lupa tujuan hakiki dari kekuasaan itu, dan bahkan lupa terhadap hari pembalasan nanti.

Kuasa, jabatan dan kedudukan bukan lagi dipandang sebagai suatu amanah mulia yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi lebih banyak dipergunakan dan diperalatkan untuk kepentingan diri, keluarga dan kelompok masing-masing. Adalah sesuatu yang malang dan nestapa, akibat dari kegairahan ingin berkuasa dan berekedudukan ini, justru yang menjadi mangsa dan korbannya adalah rakyat kecil yang tidak mengerti apa-apa dan butuh pertolongan dari pemimpinnya. Sebahagian di antara mereka, ada yang cari makan pagi untuk dimakan pagi, dan cari makan petang untuk dimakan petang. Mereka tidak tahu dan atau tidak peduli dengan kekuasaan, jabatan dan kedudukan. Yang mereka tahu ialah mencari rezeki bagi meneruskan kehidupan di dunia fana ini. Kondisi mereka bukanlah dalam kategori, hari ini makan dimana sebagaimana orang-orang kaya, tetapi bagi mereka hari ini mau makan apa. Sementara pemimpin mereka berfikir, hari ini makan dimana dan bila perlu makan siapa.

Sungguh malang nian nasib bangsa ini, sebahagian diantara pemimpinnya, ada yang hidup dalam kemewahan, tanpa mau merenung nasib rakyat jelata. Bandingkan dengan sikap Khalifah Umar bin Abdul Aziz, selepas dilantik menjadi Khalifah, menyadari dengan sepenuh hati, jiwa dan raga, bahwa masih banyak rakyat yang miskin, menderita, sengsara, terlunta-lunta, dan hidup dibawah garis kemiskinan. Sungguh sikap luar biasa yang dilakukan oleh Sang Khalifah. Khalifah Umar membuat keputusan tidak tinggal di istana, tapi hanya menempati rumah sederhana tanpa pengawal pribadi, istana dan pengawal keselamatan.

Sang Khalifah juga bersikap di luar kebiasaan sikap pemimpin pada umumnya. Khalifah Umar bin Abdul Aziz menolak menggunakan fasilitas Negara, termasuk berbagai perhiasan yang diwariskan pendahulunya, untuk istrinya. Sugguh sikap yang berbeda dengan sikap yang ditempuh para pemimpin kita saat ini, banyak pemimpin yang lupa daratan dan mabuk lautan. Mereka mengambil sikap, apabila sudah dilantik menjadi pemimpin, segala janji yang diumbar dan kontrak kinerja yang ditandatangani ketika berkampanye untuk mendapatkan kedudukan, kini hanya janji tinggal janji, tiada satupun yang ditunaikan. Terkadang, jangankan untuk membantu dan memenuhi janji kampanye, untuk bertemu sajapun susahnya bukan kepayang. Sungguh sifat yang jauh bertolak belakang dengan sikap yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz. Umar bersikap, ingin dekat dan mendengar keluhan akan kebutuhan rakyatnya dan ingin secepatnya mengatasi persoalan yang dihadapinya.

Umar bin Abdul Aziz, memiliki konsep yang jelas untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh rakyatnya, khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Umar menerapkan konsep zakat secara tepat dan cermat. Rakyatnya yang kaya dan juga para pegawai pemerintahan, bergegas membayar zakat dan shadaqah kepada fakir miskin. Hasilnya, hanya dalam rentang waktu dua setengah tahun atau tiga puluh bulan masa kepemimpinannya, seseorang yang kaya raya, merasa kesulitan mendapatkan orang yang berhak (mustahiq) menerima zakat, sebab fakir miskin yang selama ini berhak menerima zakat, kini telah berubah menjadi orang yang berkewajiban membayar zakat (muzakki). Semua rakyatnya, hidup dalam kesejahteraan yang memadai.

Demikianlah Umar bin Abdul Aziz yang digelar sebagai Khulafaur Rasyidin Kelima, memenuhi tanggungjawab dan amanah yang dibebankan di pundaknya. Umar tidak lari dari tanggungjawab, tetapi justru berlari memenuhi tanggungjawab. Oleh karena itu, janganlah karena gairah dan semangat yang menggebu-gebu untuk berkuasa, menyebabkan kita sanggup memperdayakan dan membinasakan rakyat, tetapi hendaknya dapat memberdayakan dan membina rakyat. Kita harus ingat, bahwa kekuasaan, jabatan, dan kedudukan tidaklah kekal abadi, tetapi sebaliknya, ia adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.

Wallahu a’lam bish-shawabi…

https://ir3.xyz/5f14e73ded47d

Sumber :

1.         Al-Qur’an

2.         https://id.wikipedia.org

3.         http://fimadani.com/tangisan-umar-bin-abdul-aziz-saat-dilantik-jadi-khalifah/

No comments:

Post a Comment

https://panel.niagahoster.co.id/ref/331489

My Blog List

Contact Form

Name

Email *

Message *

https://accesstra.de/000y52000kcb