AQIDAH
Proses pencarian Tuhan bagi setiap orang berbeda-beda mulai dari zaman dahulu kala (once upon a time) sampai pada zaman sekarang ini (at present), bahkan akan/telah menjadi tradisi dan kepercayaan turun temurun akan penyembahan Tuhan yang menjadi sebuah legacy suatu kaum atau masyarakat kepada kegenerasi berikutnya apabila mereka telah menemukan Tuhan yang layak dan patut untuk disembah.
Penyembahan ini berkaitan erat dengan Aqidah, dan menganggap sesembahan sebagai Tuhan bagi siapa saja yang mempercayainya, ada berbagai macam Aqidah terdapat di dunia ini, yaitu ;
1. Aqidah Islam
2. Aqidah Nasrani
3. Aqidah Budha
4. Aqidah Majusi
5. Aqidah Konghu cu
6. Aqidah Hindu
7. Aqidah Yahudi
8. Aqidah lainnya yang banyak tersebar di belahan dunia ini.
Pada kesempatan ini saya tidak akan memabahas semua Aqidah yang ada di belahan bumi ini satu persatu, tetapi saya hanya akan lebih focus membahas Aqidah Islam.
Aqidah pada awalnya pasti dimulai dengan pencarian Tuhan, biasanya itu terjadi pada awal orang yang menjadi perintis atau kesepakatan para nenek moyang mereka yang menyebabkan lahir ritual tertentu.
Biasanya sesuatu yang aneh dan janggal serta ajaib yang mereka anggap akan selalu menjadi acara ritual dan sesembahan bagi para pengikutnya, salah satu contoh di Negara Jepang merupakan Negara yang termasuk paling banyak ritual yang di anut, diantaranya :
Jepang punya tradisi menyembah payudara wanita dan disana terdapat beberapa kuil yang menyembah payudara wanita tersebut, dua di antaranya kuil tersebut adalah Ryuuon Ji atau lebih dikenal dengan nama Mama Kannon di Aichi dan Jison-in di Kudoyama, Wakayama. Di halaman kedua kuil ini terdapat banyak sekali patung, boneka, atau jimat berbentuk payudara wanita, para peziarah percaya kalau jimat payudara yang sudah diberkati dengan doa bisa membawa kesembuhan bagi para wanita yang sedang sakit, payudara dikaitkan dengan Kannon, dewi welas asih dalam mitologi Jepang. Konon, memuja sang dewi di kuil payudara akan memberikan berkah berupa kelahiran yang mudah, ada pula remaja yang datang ke sana untuk meminta agar payudaranya tumbuh subur dengan bentuk yang indah. Hmmmmm ….ada-ada saja, ya?
Penyembahan ini berkaitan erat dengan Aqidah, dan menganggap sesembahan sebagai Tuhan bagi siapa saja yang mempercayainya, ada berbagai macam Aqidah terdapat di dunia ini, yaitu ;
1. Aqidah Islam
2. Aqidah Nasrani
3. Aqidah Budha
4. Aqidah Majusi
5. Aqidah Konghu cu
6. Aqidah Hindu
7. Aqidah Yahudi
8. Aqidah lainnya yang banyak tersebar di belahan dunia ini.
Pada kesempatan ini saya tidak akan memabahas semua Aqidah yang ada di belahan bumi ini satu persatu, tetapi saya hanya akan lebih focus membahas Aqidah Islam.
Aqidah pada awalnya pasti dimulai dengan pencarian Tuhan, biasanya itu terjadi pada awal orang yang menjadi perintis atau kesepakatan para nenek moyang mereka yang menyebabkan lahir ritual tertentu.
Biasanya sesuatu yang aneh dan janggal serta ajaib yang mereka anggap akan selalu menjadi acara ritual dan sesembahan bagi para pengikutnya, salah satu contoh di Negara Jepang merupakan Negara yang termasuk paling banyak ritual yang di anut, diantaranya :
Jepang punya tradisi menyembah payudara wanita dan disana terdapat beberapa kuil yang menyembah payudara wanita tersebut, dua di antaranya kuil tersebut adalah Ryuuon Ji atau lebih dikenal dengan nama Mama Kannon di Aichi dan Jison-in di Kudoyama, Wakayama. Di halaman kedua kuil ini terdapat banyak sekali patung, boneka, atau jimat berbentuk payudara wanita, para peziarah percaya kalau jimat payudara yang sudah diberkati dengan doa bisa membawa kesembuhan bagi para wanita yang sedang sakit, payudara dikaitkan dengan Kannon, dewi welas asih dalam mitologi Jepang. Konon, memuja sang dewi di kuil payudara akan memberikan berkah berupa kelahiran yang mudah, ada pula remaja yang datang ke sana untuk meminta agar payudaranya tumbuh subur dengan bentuk yang indah. Hmmmmm ….ada-ada saja, ya?
Pada masa Islam mulai menyebar di jazirah Arab, Zoroastrianism kemudian mendapatkan istilah barunya yaitu 'Majusi' yang merujuk kepada golongan pemuja api di Persia Kuno (wilayahnya mencakup Iran dan Azerbaijan di masa lalu).
Kaum Majusi adalah kaum penyembah api yang menganggap api itu merupakan jelmaan dari Dewa dan dalam keyakinan mereka, api ialah manifestasi dari roh kudus Ahura Mazda.
Aliran kepercayaan itu hadir lebih dari 2.000 tahun lalu, dengan kondisi tanah Azerbaijan yang membara telah menuntun para penganut Zoroastrianism untuk menyembah api.
Pada intinya mereka menyembah api karena mereka yakin api merupakan sesuatu yang patut untuk disembah yang dianggap sebuah jelmaan dari suatu kekuatan yang mereka yakini, sehingga menjadi tradisi turun-temurun dalam melakukan ritual penyembahan api tersebut.
Bhutan adalah sebuah negara kerajaan di Asia Selatan. Masih masuk ke Himalaya, Bhutan sering disebut negeri di atas awan. Karena wilayahnya, Bhutan termasuk daerah terpencil.
Nama Bhutan memiliki arti The Land of Thunder Dragon. Mayoritas agama penduduk Bhutan adalah Buddha, sebagian kecilnya memeluk hindu, diintip detikcom dari BBC, Rabu (16/10/2019).
Ini mengapa, negeri ini kaya akan biara. Yang paling tua adalah Chimi Lhakhang, sebuah biara yang didedikasikan untuk seorang pendeta bernama Lama Dupa Kinley. Dulu Kinley tinggal di dekat biara ini.Lama Dupa Kinley adalah penyebar agama yang berasal dari Biara Ralung di Tibet. Menurut catatan sejarah, Kinley datang ke Bhutan dari tahun 1455-1529.Sebenarnya, Kinley dianggap kontroversial karena cara belajarnya yang nyentrik bahkan bisa dibilang di luar batas. Julukan Kinley adalah Gila atau nyonpa dalam bahasa asli.
Julukan ini muncul tidak begitu saja. Kinley mengajarkan soal ajaran Buddha tapi hobi main perempuan dan mabuk-mabukan. Kalau kata orang Bhutan, cara mengajarnya tidaklah kuno.
Kinley memberikan pengajaran bahwa kelamin pria yang sedang ereksi dapat mengusir roh jahat yang datang ke rumah. Nyonpa berani mengatakan dengan spesifik bahwa ia bisa mengusir roh jahat dengan kelaminnya.
Ajaran kontroversial ini membawa nama Bhutan ke negara-negara lain. Bukan cuma penduduk Bhutan sendiri, turis asing pun datang ke tempat tinggalnya.
Kepercayaan ini diterima oleh masyarakat Bhutan. Mereka menggambar mural penis di rumah sebagai cara untuk tolak roh jahat.
Julukan ini muncul tidak begitu saja. Kinley mengajarkan soal ajaran Buddha tapi hobi main perempuan dan mabuk-mabukan. Kalau kata orang Bhutan, cara mengajarnya tidaklah kuno.
Kinley memberikan pengajaran bahwa kelamin pria yang sedang ereksi dapat mengusir roh jahat yang datang ke rumah. Nyonpa berani mengatakan dengan spesifik bahwa ia bisa mengusir roh jahat dengan kelaminnya.
Ajaran kontroversial ini membawa nama Bhutan ke negara-negara lain. Bukan cuma penduduk Bhutan sendiri, turis asing pun datang ke tempat tinggalnya.
Kepercayaan ini diterima oleh masyarakat Bhutan. Mereka menggambar mural penis di rumah sebagai cara untuk tolak roh jahat.
Kisah yang paling melegenda dari Kinley adalah kesanggupannya mengubah roh jahat menjadi penjaga hanya dengan penisnya. Roh jahat akan 'diserang' dengan memukulkan ujung penis yang ereksi.
Julukan gila mulai meredup, Kinley mendapat sebutan baru sebagai dewa kesuburan. Akhirnya dibangunlah Chimi Lhakhang pada tahun 1499. Perempuan yang datang ke sini biasanya berdoa supaya bisa punya anak.
Ada beberapa relik kayu penis yang dijaga biara ini. Relik ini dibawa oleh Kinley dari Tibet sekitar 500 tahun lalu. Relik tersebut menjadi bagian dari ritual pemberkatan kesuburan seorang wanita.
Wanita akan berdoa ke kuil bersama biksu. Sang biksu akan memukulkan pelan relik ke kepala wanita yang berdoa. Ritual ini dipercaya akan membawa kesuburan.
Di bagian luar biara ada hampir seratus bendera doa yang ditegakkan. Kebanyakan dari bendera ini berwarna putih. Masyarakat Bhutan percaya bahwa ketika angin bertiup di antara bendera ini akan memberkati setiap orang dan obyek yang dilewati.
Julukan gila mulai meredup, Kinley mendapat sebutan baru sebagai dewa kesuburan. Akhirnya dibangunlah Chimi Lhakhang pada tahun 1499. Perempuan yang datang ke sini biasanya berdoa supaya bisa punya anak.
Ada beberapa relik kayu penis yang dijaga biara ini. Relik ini dibawa oleh Kinley dari Tibet sekitar 500 tahun lalu. Relik tersebut menjadi bagian dari ritual pemberkatan kesuburan seorang wanita.
Wanita akan berdoa ke kuil bersama biksu. Sang biksu akan memukulkan pelan relik ke kepala wanita yang berdoa. Ritual ini dipercaya akan membawa kesuburan.
Di bagian luar biara ada hampir seratus bendera doa yang ditegakkan. Kebanyakan dari bendera ini berwarna putih. Masyarakat Bhutan percaya bahwa ketika angin bertiup di antara bendera ini akan memberkati setiap orang dan obyek yang dilewati.
Sudah memasuki era modern, beberapa kelompok masyarakat mulai malu dengan mural penis yang ada di rumahnya, mereka tidak lagi menggunakan mural ini sebagai penolak roh jahat.
Mural-mural penis mulai ditinggalkan, hanya di beberapa kawasan saja yang masih mempertahankan kepercayaan dari Kinley, tapi masih tetap ada.
Menurut sebuah penelitian, kepercayaan soal penis sebenarnya sudah ada sebelum agama Buddha masuk. Masyarakat kini lebih menganggapnya sebagai budaya yang diturunkan.
Dari beberapa contoh Aqidah yang ada dibelahan bumi ini, maka terlihatlah bahwa pemikiran dari manusia yang bersumber dari akal ternyata terbatas apa yang sampai saat itu ia pikirkan dan ini sangat relative dan subjektif, sehingga konsep Aqidah sehingga terjadi penyembahan sebenarnya sebatas pemikiran akal yang terbatas dan membawa konsekuensi logis terciptanya ribuan banyaknya Tuhan dimuka bumi ini yang diciptakan oleh terbatasnya olah akal manusia.
Kita tidak bisa hanya mengandalkan akal dan mengkultusindividualkan akal semata, akal memang yang membedakan antara manusia dan binatang namun bukan berarti manusia dapat mengandalkan akal semata dalam pencarian Tuhan, dalam agama Islam Aqidah selain dari akal sehat harus menggunakan hati, hati yang saya maksud adalah Alquran, barulah sempurna pencarian Tuhan dalam Agama Islam.
Misalkan, ada sekelompok kaum melakukan penyembahan kepada rumput, dan menganggap rumput pantas untuk disembah karena jelmaan Tuhan, kemudian penyembahan rumput ini menjadi tradisi turun-temurun dan tanpa terusik, tidak ada kemauan dari kaum mereka sendiri yang mau berfikir mengapa harus menyembah rumput?, dari perumpamaan ini, sebenarnya kalau mereka mau kan terdapat pemikiran logika tentang Tuhan rumput yang disembah tadi, misalkan, bila rumput itu subur dan hijau lalu dimakan kambing, Tuhan mereka kan jadi mati, ini logika sederhana saja, apakah mungkin sebuah tradisi nenek moyang yang ratusan tahun dijalani walaupun tidak masuk akal harus kita ikuti ?, saya rasa tentu saja tidak jawabnya.
Dalam Agama Islam Aqidah berasal dari bahasa arab yakni A’qada ( عقدة) akar katanyanya adalah aqada-ya’qidu ‘aqdan wa aqidah yang mengandung arti: mengikat (as-syadd), berjanji (al-ahd), membenarkan (al-tashdiq), kemestian (al-luzum), dan kepastian (al-ta’kid).
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya, jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.
Aqidah adalah ikatan atau akad, dalam Islam terdapat di dalam rukun Islam yang pertama yaitu melalui kalimat syahadad :
Mural-mural penis mulai ditinggalkan, hanya di beberapa kawasan saja yang masih mempertahankan kepercayaan dari Kinley, tapi masih tetap ada.
Menurut sebuah penelitian, kepercayaan soal penis sebenarnya sudah ada sebelum agama Buddha masuk. Masyarakat kini lebih menganggapnya sebagai budaya yang diturunkan.
Dari beberapa contoh Aqidah yang ada dibelahan bumi ini, maka terlihatlah bahwa pemikiran dari manusia yang bersumber dari akal ternyata terbatas apa yang sampai saat itu ia pikirkan dan ini sangat relative dan subjektif, sehingga konsep Aqidah sehingga terjadi penyembahan sebenarnya sebatas pemikiran akal yang terbatas dan membawa konsekuensi logis terciptanya ribuan banyaknya Tuhan dimuka bumi ini yang diciptakan oleh terbatasnya olah akal manusia.
Kita tidak bisa hanya mengandalkan akal dan mengkultusindividualkan akal semata, akal memang yang membedakan antara manusia dan binatang namun bukan berarti manusia dapat mengandalkan akal semata dalam pencarian Tuhan, dalam agama Islam Aqidah selain dari akal sehat harus menggunakan hati, hati yang saya maksud adalah Alquran, barulah sempurna pencarian Tuhan dalam Agama Islam.
Misalkan, ada sekelompok kaum melakukan penyembahan kepada rumput, dan menganggap rumput pantas untuk disembah karena jelmaan Tuhan, kemudian penyembahan rumput ini menjadi tradisi turun-temurun dan tanpa terusik, tidak ada kemauan dari kaum mereka sendiri yang mau berfikir mengapa harus menyembah rumput?, dari perumpamaan ini, sebenarnya kalau mereka mau kan terdapat pemikiran logika tentang Tuhan rumput yang disembah tadi, misalkan, bila rumput itu subur dan hijau lalu dimakan kambing, Tuhan mereka kan jadi mati, ini logika sederhana saja, apakah mungkin sebuah tradisi nenek moyang yang ratusan tahun dijalani walaupun tidak masuk akal harus kita ikuti ?, saya rasa tentu saja tidak jawabnya.
Dalam Agama Islam Aqidah berasal dari bahasa arab yakni A’qada ( عقدة) akar katanyanya adalah aqada-ya’qidu ‘aqdan wa aqidah yang mengandung arti: mengikat (as-syadd), berjanji (al-ahd), membenarkan (al-tashdiq), kemestian (al-luzum), dan kepastian (al-ta’kid).
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya, jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.
Aqidah adalah ikatan atau akad, dalam Islam terdapat di dalam rukun Islam yang pertama yaitu melalui kalimat syahadad :
أَشْهَد ُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah". Artinya:
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Setelah seseorang membaca dua kalimat syahadat, maka ia wajib melakukan Rukun Islam lainnya seperti sholat, puasa, zakat, dan haji jika mampu.
Dalam Agama Islam selain menggunakan akal dalam Aqidah dan menyembah Allah SWT, maka diutuslah oleh Allah Nabi Muhammad bahkan seluruh Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah memerintahkan agar menyembah-Nya, dan terakhir melalui kitab suci yang terkahir pula Allah menyebutkan dirinya sebagai Tuhan yang disembah, sehingga lengkaplah antara akal manusia dan tuntunan yang diberikan Allah agar manusia menyembah-Nya.
Apabila Allah tidak memberitahu kepada umat Islam agar dirinya disembah, saya rasa umat Islam akan mencari Tuhannya sendiri, dan tak menutupkemungkinan akan menjadi tradisi penyembahan sesuatu yang dianggap aneh, ganjil, ajaib lalu disembah secara turun-temurun tanpa ada tuntunan yang jelas dan hanya akan menghandalkan akal semata.
Suatu contoh akal manusia terbatas, misalkan kita berfikir dalam hitungan ada puluhan, ribuan, ratusan, ribuan, jutaan, milyaran, triliunan, dan biliunan…..setelah itu apa ada yang bisa memikirkan setelah biliunan itu apa namanya, dan kalau ada selanjutnya apa lagi, dan sampai seterusnya, pasti tidak ada yang mampu manusia memikirkan itu, kalau mau terus memikirkan jawaban nya itu, mungkin bisa saja putus syaraf kita, atau stress, atau pecah pembululuh darah di otak kita, begitu juga kita memikirkan tentang Allah maka akal kita terbatas dan itulah guna Allah menurunkan Alqur’an agar manusia tidak stress dan gagal fikir mengenai Allah SWT sebagai Tuhan yang wajib disembah.
Makanya banyak kadang orang mencari Tuhan yang patut disembah itu tidak pakai otaknya, bahkan banyak yang ngawur dan bahkan tetap mempertahankan tradisi penyembahan yang berasal dari nenek moyang mereka yang jelas-jelas salah apabila kita bawakan berfikir secara logika saja, banyak orang yang hebat berfikir ilmu dunia bahkan sampai mampu sampai kebulan atau planet Mars, namun mengenai Ilmu Tauhid dan Aqidah mereka banyak yang gagal faham bahkan tidak sepandai ilmu teknologi yang ia kuasai.
Hidup berakal yang diberikan oleh Allah bukan untuk sembarangan mencari sesembahan, binatang diciptakan Allah tidak memilikki akal sehingga mereka hidup sebagaimana maunya saja, kalau hidup berdampingan bersama dengan lawan jenis dan kawin dan beranak tanpa ada aturan, apabila ada manusia yang seperti itu berarti akalnya tidak ada dan sama seperti hewan, dan apabila mereka mempertahankan tradisi ini, ya pasti mereka tidak mau berfikir menggunakan akal yang baik, karena untuk apa Allah berikan akal apabila kita hidup sama saja seperti hewan tanpa ada tuntunan dan hidup semaunya?
Sama halnya dengan mencari Tuhan harus menggunakan akal yang baik, hal ini dapat kita ambil contoh bagaimana Nabi Ibrahim , a.s., sebelum diangkat menjadi Rasul/Nabi pada saat masih remaja telah berfikir mencari Tuhan untuk disembah, Bapaknya sendiri adalah tukang membuat Berhala dan kemudian disembah oleh kaum nya saat itu, namun Nabi Ibrahim,a.s,berfikir secara logika dan akal sehat, mengapa berhala dibuat sendiri lalu mengapa kemudian disembah, kan aneh, dan berhala itu tidak bisa bicara dan tidak pula bisa menciptakan justru ia dibuat oleh tangan manusia sendiri dan disembah oleh manusia pula.
Karena merasa aneh ia lalu berusaha mencari Tuhan karena menurutnya walaupun Bapaknya tukang buat berhala bukan berarti Tuhan yang disembah Bapak saya benar yaitu Tuhan berhala yang patut disembah dan dijadikan Tuhan, kemudian Nabi Ibrahim melihat matahari dan kemudian ia sembah, dalam hati ia berkata, mungkin ini Tuhan yang patut aku sembah sebab ia, tinggi jauh mengeluarkan energy panas menerangi bumi, tetapi saat sore hari ia menyaksikan matahari itu tenggelam di ufuk barat, lalu berfikir lagi secara logika, mana mungkin Tuhan timbul tenggelam dan pasti bukan Tuhan, kemudian malam hari ini melihat bulan, dan ia berfikir sama seperti halnya matahari tadi, dan ia berkesimpulan kedua-duanya pasti bukan Tuhan.
Bukankah ini suatu contoh berfikir menggunakan akal dalam mencari Tuhan, dan bukan asal sembarang menyembah saja, dan pada akhirnya Nabi Ibrahim diberi pentunjuk oleh Allah bahwa diri-Nya lah yang patut ia sembah yaitu Allah SWT.,yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya baik dunia nyata dan dunia ghaib, jadi akal dalam mencari Allah harus diimbangi kecerdasan agama dan dalam Agama Islam semua sudah ada dalam Alqur’an (aqli dan naqli).
Aqidah umat Islam kepada Tuhan-Nya yaitu Allah SWT., saya rasa dapat dibagi yaitu :
1. Aqidah Jasmani, aqidah ini berhubungan dengan Allah, saat kita diciptakan dari tanah, kemudian dikembalikan ketanah, kemudian akan dibangkitkan lagi dari tanah.
2. Aqidah Ruhani, Aqidah yang berhubungan dengan Allah saat kita dihidupkan dengan kalimat Lailahaillah, kemudian dicabut nyawa dengan kalimat Lailahaillah, lalu dibangkitkan lagi dengan kalimat Lailahaillah.
Aqidah dalam Islam akan menjadi sempurna apabila manusia itu dapat lebih menadalaminya dengan ilmu Makrifatullah.
Setelah seseorang membaca dua kalimat syahadat, maka ia wajib melakukan Rukun Islam lainnya seperti sholat, puasa, zakat, dan haji jika mampu.
Dalam Agama Islam selain menggunakan akal dalam Aqidah dan menyembah Allah SWT, maka diutuslah oleh Allah Nabi Muhammad bahkan seluruh Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah memerintahkan agar menyembah-Nya, dan terakhir melalui kitab suci yang terkahir pula Allah menyebutkan dirinya sebagai Tuhan yang disembah, sehingga lengkaplah antara akal manusia dan tuntunan yang diberikan Allah agar manusia menyembah-Nya.
Apabila Allah tidak memberitahu kepada umat Islam agar dirinya disembah, saya rasa umat Islam akan mencari Tuhannya sendiri, dan tak menutupkemungkinan akan menjadi tradisi penyembahan sesuatu yang dianggap aneh, ganjil, ajaib lalu disembah secara turun-temurun tanpa ada tuntunan yang jelas dan hanya akan menghandalkan akal semata.
Suatu contoh akal manusia terbatas, misalkan kita berfikir dalam hitungan ada puluhan, ribuan, ratusan, ribuan, jutaan, milyaran, triliunan, dan biliunan…..setelah itu apa ada yang bisa memikirkan setelah biliunan itu apa namanya, dan kalau ada selanjutnya apa lagi, dan sampai seterusnya, pasti tidak ada yang mampu manusia memikirkan itu, kalau mau terus memikirkan jawaban nya itu, mungkin bisa saja putus syaraf kita, atau stress, atau pecah pembululuh darah di otak kita, begitu juga kita memikirkan tentang Allah maka akal kita terbatas dan itulah guna Allah menurunkan Alqur’an agar manusia tidak stress dan gagal fikir mengenai Allah SWT sebagai Tuhan yang wajib disembah.
Makanya banyak kadang orang mencari Tuhan yang patut disembah itu tidak pakai otaknya, bahkan banyak yang ngawur dan bahkan tetap mempertahankan tradisi penyembahan yang berasal dari nenek moyang mereka yang jelas-jelas salah apabila kita bawakan berfikir secara logika saja, banyak orang yang hebat berfikir ilmu dunia bahkan sampai mampu sampai kebulan atau planet Mars, namun mengenai Ilmu Tauhid dan Aqidah mereka banyak yang gagal faham bahkan tidak sepandai ilmu teknologi yang ia kuasai.
Hidup berakal yang diberikan oleh Allah bukan untuk sembarangan mencari sesembahan, binatang diciptakan Allah tidak memilikki akal sehingga mereka hidup sebagaimana maunya saja, kalau hidup berdampingan bersama dengan lawan jenis dan kawin dan beranak tanpa ada aturan, apabila ada manusia yang seperti itu berarti akalnya tidak ada dan sama seperti hewan, dan apabila mereka mempertahankan tradisi ini, ya pasti mereka tidak mau berfikir menggunakan akal yang baik, karena untuk apa Allah berikan akal apabila kita hidup sama saja seperti hewan tanpa ada tuntunan dan hidup semaunya?
Sama halnya dengan mencari Tuhan harus menggunakan akal yang baik, hal ini dapat kita ambil contoh bagaimana Nabi Ibrahim , a.s., sebelum diangkat menjadi Rasul/Nabi pada saat masih remaja telah berfikir mencari Tuhan untuk disembah, Bapaknya sendiri adalah tukang membuat Berhala dan kemudian disembah oleh kaum nya saat itu, namun Nabi Ibrahim,a.s,berfikir secara logika dan akal sehat, mengapa berhala dibuat sendiri lalu mengapa kemudian disembah, kan aneh, dan berhala itu tidak bisa bicara dan tidak pula bisa menciptakan justru ia dibuat oleh tangan manusia sendiri dan disembah oleh manusia pula.
Karena merasa aneh ia lalu berusaha mencari Tuhan karena menurutnya walaupun Bapaknya tukang buat berhala bukan berarti Tuhan yang disembah Bapak saya benar yaitu Tuhan berhala yang patut disembah dan dijadikan Tuhan, kemudian Nabi Ibrahim melihat matahari dan kemudian ia sembah, dalam hati ia berkata, mungkin ini Tuhan yang patut aku sembah sebab ia, tinggi jauh mengeluarkan energy panas menerangi bumi, tetapi saat sore hari ia menyaksikan matahari itu tenggelam di ufuk barat, lalu berfikir lagi secara logika, mana mungkin Tuhan timbul tenggelam dan pasti bukan Tuhan, kemudian malam hari ini melihat bulan, dan ia berfikir sama seperti halnya matahari tadi, dan ia berkesimpulan kedua-duanya pasti bukan Tuhan.
Bukankah ini suatu contoh berfikir menggunakan akal dalam mencari Tuhan, dan bukan asal sembarang menyembah saja, dan pada akhirnya Nabi Ibrahim diberi pentunjuk oleh Allah bahwa diri-Nya lah yang patut ia sembah yaitu Allah SWT.,yang menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya baik dunia nyata dan dunia ghaib, jadi akal dalam mencari Allah harus diimbangi kecerdasan agama dan dalam Agama Islam semua sudah ada dalam Alqur’an (aqli dan naqli).
Aqidah umat Islam kepada Tuhan-Nya yaitu Allah SWT., saya rasa dapat dibagi yaitu :
1. Aqidah Jasmani, aqidah ini berhubungan dengan Allah, saat kita diciptakan dari tanah, kemudian dikembalikan ketanah, kemudian akan dibangkitkan lagi dari tanah.
2. Aqidah Ruhani, Aqidah yang berhubungan dengan Allah saat kita dihidupkan dengan kalimat Lailahaillah, kemudian dicabut nyawa dengan kalimat Lailahaillah, lalu dibangkitkan lagi dengan kalimat Lailahaillah.
Aqidah dalam Islam akan menjadi sempurna apabila manusia itu dapat lebih menadalaminya dengan ilmu Makrifatullah.
Bibliogrphy
1. https://www.merdeka.com/gaya/matcont-7-tradisi-jepang-yang-berkaitan-dengan-seks-dan-
makna-di-baliknya.html
2.
https://kumparan.com/absal-bachtiar/zoroaster-dan-negara-api-azerbaijan-1539681610656841652/full
3. https://travel.detik.com/international-destination/d-4749319/bhutan-negara-suci-yang-agung
kan-kelamin-pria
4.
https://pelayananpublik.id/2019/07/27/akidah-pengertian-tujuan-dan-kedudukannya-dalam
-islam/
5.
https://id.wikipedia.org/wiki/Akidah_Islam
No comments:
Post a Comment